Atraksi
Interpersonal
Atraksi
berasal dari bahasa latin “attrahere (att: menuju) dan “trahere”: menarik.
Jadi, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif, dan
daya tarik seseorang. Atraksi berkaitan dengan daya tarik dalam komunikasi yang
dapat mendasari hubungan interpersonal.
Adapun proses umum dari Atraksi Interpersonal yaitu :
A. Afiliasi
Kecendrungan untuk berhubungan dengan jenisnya
sendiuri itulah yang disebut dengan afiliasi. Dorongan untuk afiliasi (berteman, bergabung dengan
orang lain) itu sendiri disebabkan oleh faktor biologis, yaitu bahwa manusia
memang tergolong jenis yang membutuhkan kawan (Wright, 1986) sebagaimana juga
halnya dengan jenis hewan primata lainya seperti simpanse dan kera (De Waal,
1989). Namun, berbeda dari hewan primata, dorongan bertemu pada manusia
disebabkan juganoleh faktor lainsehingga terdapat perbedaan antarindividu dalam
hal yang satu ini (Sarwono, 1997).
Berikut adalah alasan-alasan mengapa manusia
berafiliasi dan variasi-variasi dalam afiliasi.
1. Alasan-alasan untuk berafiliasi
a. Alasan
utama kita berafiliasi adalah untuk mendapatkan imbalan sosial (social
rewards).
b. Alasan
lainnya mengapa seseorang melakukan afiliasi adalah untuk mengurangi rasa
takut.
c. Untuk
mendukung sesuatu hal yang kita percayai, kita membandingkannya dengan
oranglain agar mendapatkan validasi. Itulah pembandingan sosial, salah satu
alasan yang kuat untuk melakukan afiliasi.
2. Variasi-variasi dalam afiliasi
a. urutan kelahiran
b. informasi
c. attachement
B. Daya tarik (atraksi)
Afiliasi menyediakan imbalan sosial, tetapi
kebanyakan kita membentuk pilihan untuk bersama dengan individu dengan
spesifikasi tertentu. Pilihan tersebut bagi hubungan sosial mengindikasikan
adanya daya tarik (atraksi interpersonal), bukan hanya keinginan untuk
afiliasi.
1. Model-model daya tarik
a. model imbalan human
Menurut George Homans, manusia lebih tertarik pada
hal yang menjanjikan dalam hubungannya, yaitu imbalan atau keuntungan atau
lebih besar imbalan daripada
pengorbanan. Selama dalam interaksi tersebut kita yakin bahwa imbalan
yang akan didapat melebihi pengorbanan maka kita akan merasa lebih tertarik
dengan orang tersebut.
b. hukum ketertarikan Byrne
Don Byrne mengembangkan model serupa dengan prinsip
imbalan Homans. Menurut Hukum Ketertarikan Byrne, semakin kuat usaha-usaha yang
dilakukan untuk mendapat imbalan dari seseorang maka kita akan merasa semakin
tertarik. Dengan menekankan pada pengusahaan dibanding imbalan secara tertentu,
model ini mengkarakteristikan ketertarikan sebagai suatu proses.
c. model tahapan Mursteins
Model atraksi Bernard Murstein (disebut sebagai
model 3 tahapan: stimulus, nilai, dan peran) mengatakan tidak.
Model Atraksi Bernard Murstein mengatakan tidak semua faktor sama pentingnya untuk daya tarik pada tahap awal. Menurutnya, elemen yang berbeda penting untuk tahapan yang berbeda pula dalam atraksi interpersonal.
Model Atraksi Bernard Murstein mengatakan tidak semua faktor sama pentingnya untuk daya tarik pada tahap awal. Menurutnya, elemen yang berbeda penting untuk tahapan yang berbeda pula dalam atraksi interpersonal.
3 tahapan yang dimaksud adalah:
1. Pada tahap stlimulus, kontak
pertama dengan orang lain lebih menekankan pada hal-hal yang eksternal sebagai
hal yang penting.
2. Pada tahap kedua dalam
interaksi adalah tahap nilai; disini anda akan mengetahui apakah sikap dan
nilai yang anda miliki sama dengannya, seperti agama atau gagasan politik.
3. Terakhir, tahapan peran. Hal
yang penting adalah apakah anda dan dia dapat membangun peran yang kompatibel,
saling mengisi, yaitu suatu cara untuk berhubungan satu sama lain.
2. Faktor-faktor yang empengaruhi atraksi interpersonal
a. factor personal
1) Kesamaan karakteristik personal
2) Tekanan emosional
3) Harga diri yang rendah
4) Isolisasi social
b. factor situasional
1) Daya tarik
fisik (physical attractiveness)
2) Ganjaran (reward)
3) Familiarity
4) Kedekatan (proximity)
dan closeness
5) Kemampuan (competence)
C. Atraksi interpersonal dan Komunitas
Pentingnya daya tarik dalam komunikasi juga
dilandasi oleh adanya efek timbal balik dalam ketertarikan. Kita menjadi
tertarik pada seseorang yang tertarik kepada kita. Singkatnya, jika seseorang
menyukai kita maka kita balik menyukainya.
Orang yang memiliki daya tarik bagi orang lain akan
lebih dapat mempengaruhi pendapat dan sikap seseorang. Oleh karena itu,
penilaian dan penafsiran akan sesuatu juga dipengaruhi oleh sejauh mana daya
tarik orang tersebut bagi kita.
Daya tarik juga besar pengaruhnya pada suasana
komunikasi yang berkembang. Pada gilirannya ini akan membuat komunikasi menjadi
lebih efektif. Jika saling menyukainya, orang akan mengembangkan komunikasi
yang efektif. Anda akan merasa nyaman dan senang berada diantara orang-orang
yang anda sukai. Sebaliknya, anda akan tegang dan resah berada diantara
orang-orang yang tidak anda sukai.
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses
pengolahan pesan (baik verbal maun nonverbal) secara timbal-balik terjadi.
Melalui proses pengolahan pesan secara timbal-balik ini-yang dinamakan
komunikasi interpersona-maka sebuah hubungan tumbuh, berkembang, dan melemah.
Ketika sebuah hubungan interpersonal tumbuh,muncul pula sebuah kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara para partisipan (individu) yang terliba. Aturan ini disepakati bersama dan mewarnai bentuk hubungan yang terjadi. Jika salah satu pihak tidak lagi mematuhi peraturan bersama itu, sebuah hubungan mungkin bisa putus.
Ketika sebuah hubungan interpersonal tumbuh,muncul pula sebuah kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara para partisipan (individu) yang terliba. Aturan ini disepakati bersama dan mewarnai bentuk hubungan yang terjadi. Jika salah satu pihak tidak lagi mematuhi peraturan bersama itu, sebuah hubungan mungkin bisa putus.
A. Jenis hubungan interpersonal
1. Berdasarkan
Jumlah Individu yang Terlibat: Hubungan Diad dan Hubungan Triad
Hubungan diad adalah hubungan antara dua individu.
Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. Sebagai manusia,
kontak pertama kita dengan orang lain juga diadik. Hingga berumur sekitar 6
tahun, kita baru bisa melakukan kontak dengan beberapa orang pada saat yang
bersamaan. Ketika kita makin dewasa, kita akan terlibat pada beberapa hubungan
yang berbeda.
Wiliam Wilmot mencatat beberapa ciri khas hubungan
diad.
a. Setiap
hubungan diad memiliki tujuan khusus.
Fungsi yang berusaha dipenuhi oleh hubungan diadik
guru-murid berbeda dengan hubungan suami-istri, dan keduanya berbeda dengan
hubungan dokter-pasien atau direktur-karyawan.
b. Individu dalam hubungan diad menampilkan
“wajah” yang berbeda dengan hubungan diad lainnya. Individu yang sama terlibat
dalam hubungan guru-murid dan hubungan suami-istri akan berbeda. Sebagai guru
dalam hubungan guru-murid ia tidak akan sama dengan tindakannya sebagai istri
dalam hubungan suami-istri. Dengan demikian, individu akan selalu tampak
berbeda dalam setiap hubungan yang dikembangkannya.
c. Pada
hubungan diad berkembang pola komunikasi yang unik/khas yang akan membedakan
hubungan tersebut dengan hubungan-hubungan diad lainnya. Suami-istri, misalnya memiliki
“kode-kode” tersendiri yang hanya dimengerti oleh mereka berdua.
Hubungan triad adalah hubungan antara tiga orang.
Dibandingkan dengan hubungan diad, hubungan triad : (a) lebih kompleks, (b)
tingkat keintiman/kedekatan antarindividu lebih rendah, dan (c) keputusan yang
diambil berdasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan
diambil melalui negosiasi).
2. Berdasarkan
Tujuan yang Ingin Dicapai: Hubungan Tugas dan Hubungan Sosial
Sebuah hubungan dapat terbentuk karen tujuan meyelesaikan
sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Hubungan seperti
ini dinamakan hubungan tugas (task relationship).
Sebuah hubungan juga dapat terbentuk tanpa adanya
tujuan untuk menyelesaikan sesuatu; hubungan terbentuk secara personal atau
sosial. Hubungan inin dinamakan hubungan sosial (social relationship).
3. Berdasarkan
Jangka Waktu: Hubungan Jangka Pendek atau Hubungan Jangka Panjang
Hubungan jangka pendek adalah hubungan yang
sementara sifatnya, hanya berlangsung sebentar. Misalnya, hubungan yang
tercipta dengan teman yang kita temui di koridor kampus. Sebaliknya hubungan
jangka panjang berlangsung lama. Makin lama suatu hubungan, makin banyak
investasi yang kita tanam di dalamnya (misalnya emosi atau perasaan, materi, waktu,
komitmen). Dan karena investasi yang kita tanam itu banyak. Makin besar usaha
kita untuk mempertahankannya.
4. Berdasarkan
Tingkat Kedalaman atau Keintiman: Hubungan Biasa dan Hubungan Akrab/Intim
Hubungan ini misalnya dapat dilihat pada dua
ekstrem: hubungan antara kenalan biasa di satu ekstrem dan hubungan suami-istri
di titik ekstrem lainnya. Hubungan kenalan biasa sama sekali tidak dalam atau
intim. Pola-pola komunikasi yang berkembang bersifat impersonal dan ritual.
Hubungan akrab atau intim bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang
ritual. Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya
penyingkapan diri tentang hal-hal bersifat pribadi.
B. Perkembangan hubungan interpersonal
Menurut Ruben, tahap-tahap suatu hubungan interpersonal,
meliputi berikut ini:
1. Inisiasi
2. Eksplorasi
3. Intensifikasi
4. Formalisasi
5. Redefinisi
6. Deteriorasi
Mark Knapp menyebutkan bahwa hubungan interpersonal
berkembang dalam lima tahap :
a. Inisiasi : suatu tahap awal yang dicirikan oleh sedikit pembicaraan
b. Eksperimen : suatu tahap dimana para individu mulai mencari informasi lebih banyak tentang individu lain.
c. Intensifikasi : sam dengan tahap intensifikasi Ruben.
d. Integrasi : tahap yang menumbuhkan perasaan bersama ; individu merasa sebagai satu kesatuan, bukan lagi individu yang berbeda.
e. Pertalian/Ikatan : suatu tahap dimana individu secara formal meneguhkan hubungan mereka.
a. Inisiasi : suatu tahap awal yang dicirikan oleh sedikit pembicaraan
b. Eksperimen : suatu tahap dimana para individu mulai mencari informasi lebih banyak tentang individu lain.
c. Intensifikasi : sam dengan tahap intensifikasi Ruben.
d. Integrasi : tahap yang menumbuhkan perasaan bersama ; individu merasa sebagai satu kesatuan, bukan lagi individu yang berbeda.
e. Pertalian/Ikatan : suatu tahap dimana individu secara formal meneguhkan hubungan mereka.
Jalaluddin meringkas
perkembangan hubungan interpersonal dalam tiga tahap :
1. Pembentukan hubungan interpersonal
2. Peneguhan hubungan interpersonal
3. Pemutusan hubungan interpersonal
C. Pola-pola relasional
Ruben menyebutkan ada empat pola relasional:
1. Suportif
dan Defensif
Sikap Suportif:
a. Deskripsi : tidak melakukan penilaian terhadap oranglain.
b. Orientasi masalah : mengajak orang lain untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan merancang bagaimana mencapainya, tanpa mengarahkan orang lain.
c. Spontan : tidak melakukan strategi atau bertaktik.
d. Empati : menempatkan diri pada orang lain dengan pandangan oranglain itu.
e. Persamaan : memandang orang lain setara.
f. Provisionalisme : kesediaan untuk selalu meninjau kembali pendapat kita, tidak dogmatis.
a. Deskripsi : tidak melakukan penilaian terhadap oranglain.
b. Orientasi masalah : mengajak orang lain untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan merancang bagaimana mencapainya, tanpa mengarahkan orang lain.
c. Spontan : tidak melakukan strategi atau bertaktik.
d. Empati : menempatkan diri pada orang lain dengan pandangan oranglain itu.
e. Persamaan : memandang orang lain setara.
f. Provisionalisme : kesediaan untuk selalu meninjau kembali pendapat kita, tidak dogmatis.
Sikap Defensif:
Evaluasi : menilai perilaku orang lain.
Kontrol : mengontrol atau mengarahkan/ mengatir
orang lain.
Strategi : merencanakan teknik atau berstrategi
dalam berhubungan dengan orang lain.
Netralitas : menjauhkan diri dari perasaan atau
perhatian orang lain.
Superioritas : merasa lebih berharga atau lebih
tinggi dari orang lain.
Certainty : bertindak atas pengetahuan, keyakinan,
dan persepsi sendiri tanpa mau mengubahnya.
2. Tergantung
(Dependen) dan Tidak Bergantung (Independen)
3. Progresif
dan Regresif
4. Self-
Fulfilling dan Self-Defeating Prophecie
D. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pola Hubungan Inter-Personal
Menurut Ruben, terbentuknya pola-pola komunikasi
interpersonal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat
Hubungan Konteks
2. Kebutuhan
Interpersona dan Gaya Komunikasi
3. Kekuasaan
4. Konflik
Sementara itu, menurut Jalaluddin Rakhmad, ada tiga
faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu:
1. Percaya
(Trust)
2. Sikap
suportif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar