Senin, 03 Desember 2012

Atraksi Interpersonal dan Hubungan Interpersonal



Atraksi Interpersonal


          Atraksi berasal dari bahasa latin “attrahere (att: menuju) dan “trahere”: menarik. Jadi, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif, dan daya tarik seseorang. Atraksi berkaitan dengan daya tarik dalam komunikasi yang dapat mendasari hubungan interpersonal.

Adapun proses umum dari Atraksi Interpersonal yaitu :

A. Afiliasi

Kecendrungan untuk berhubungan dengan jenisnya sendiuri itulah yang disebut dengan afiliasi. Dorongan untuk afiliasi (berteman, bergabung dengan orang lain) itu sendiri disebabkan oleh faktor biologis, yaitu bahwa manusia memang tergolong jenis yang membutuhkan kawan (Wright, 1986) sebagaimana juga halnya dengan jenis hewan primata lainya seperti simpanse dan kera (De Waal, 1989). Namun, berbeda dari hewan primata, dorongan bertemu pada manusia disebabkan juganoleh faktor lainsehingga terdapat perbedaan antarindividu dalam hal yang satu ini (Sarwono, 1997).

Berikut adalah alasan-alasan mengapa manusia berafiliasi dan variasi-variasi dalam afiliasi.

1. Alasan-alasan untuk berafiliasi

a. Alasan utama kita berafiliasi adalah untuk mendapatkan imbalan sosial (social rewards).
b. Alasan lainnya mengapa seseorang melakukan afiliasi adalah untuk mengurangi rasa takut.
c. Untuk mendukung sesuatu hal yang kita percayai, kita membandingkannya dengan oranglain agar mendapatkan validasi. Itulah pembandingan sosial, salah satu alasan yang kuat untuk melakukan afiliasi.

2. Variasi-variasi dalam afiliasi

a. urutan kelahiran
b. informasi
c. attachement

B. Daya tarik (atraksi)

Afiliasi menyediakan imbalan sosial, tetapi kebanyakan kita membentuk pilihan untuk bersama dengan individu dengan spesifikasi tertentu. Pilihan tersebut bagi hubungan sosial mengindikasikan adanya daya tarik (atraksi interpersonal), bukan hanya keinginan untuk afiliasi.

1. Model-model daya tarik
a. model imbalan human
Menurut George Homans, manusia lebih tertarik pada hal yang menjanjikan dalam hubungannya, yaitu imbalan atau keuntungan atau lebih besar imbalan daripada  pengorbanan. Selama dalam interaksi tersebut kita yakin bahwa imbalan yang akan didapat melebihi pengorbanan maka kita akan merasa lebih tertarik dengan orang tersebut.
b. hukum ketertarikan Byrne
Don Byrne mengembangkan model serupa dengan prinsip imbalan Homans. Menurut Hukum Ketertarikan Byrne, semakin kuat usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapat imbalan dari seseorang maka kita akan merasa semakin tertarik. Dengan menekankan pada pengusahaan dibanding imbalan secara tertentu, model ini mengkarakteristikan ketertarikan sebagai suatu proses.
c. model tahapan Mursteins
Model atraksi Bernard Murstein (disebut sebagai model 3 tahapan: stimulus, nilai, dan peran) mengatakan tidak.
Model Atraksi Bernard Murstein mengatakan tidak semua faktor sama pentingnya untuk daya tarik pada tahap awal. Menurutnya, elemen yang berbeda penting untuk tahapan yang berbeda pula dalam atraksi interpersonal.

3 tahapan yang dimaksud adalah:
1. Pada tahap stlimulus, kontak pertama dengan orang lain lebih menekankan pada hal-hal yang eksternal sebagai hal yang penting.
2. Pada tahap kedua dalam interaksi adalah tahap nilai; disini anda akan mengetahui apakah sikap dan nilai yang anda miliki sama dengannya, seperti agama atau gagasan politik.
3. Terakhir, tahapan peran. Hal yang penting adalah apakah anda dan dia dapat membangun peran yang kompatibel, saling mengisi, yaitu suatu cara untuk berhubungan satu sama lain.

2. Faktor-faktor yang empengaruhi atraksi interpersonal

a. factor personal
1) Kesamaan karakteristik personal
2) Tekanan emosional
3) Harga diri yang rendah
4) Isolisasi social
b. factor situasional
 1) Daya tarik fisik (physical attractiveness)
2) Ganjaran (reward)
3) Familiarity
4) Kedekatan (proximity) dan closeness
5) Kemampuan (competence)

C. Atraksi interpersonal dan Komunitas

Pentingnya daya tarik dalam komunikasi juga dilandasi oleh adanya efek timbal balik dalam ketertarikan. Kita menjadi tertarik pada seseorang yang tertarik kepada kita. Singkatnya, jika seseorang menyukai kita maka kita balik menyukainya.
Orang yang memiliki daya tarik bagi orang lain akan lebih dapat mempengaruhi pendapat dan sikap seseorang. Oleh karena itu, penilaian dan penafsiran akan sesuatu juga dipengaruhi oleh sejauh mana daya tarik orang tersebut bagi kita.
Daya tarik juga besar pengaruhnya pada suasana komunikasi yang berkembang. Pada gilirannya ini akan membuat komunikasi menjadi lebih efektif. Jika saling menyukainya, orang akan mengembangkan komunikasi yang efektif. Anda akan merasa nyaman dan senang berada diantara orang-orang yang anda sukai. Sebaliknya, anda akan tegang dan resah berada diantara orang-orang yang tidak anda sukai.  
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan (baik verbal maun nonverbal) secara timbal-balik terjadi. Melalui proses pengolahan pesan secara timbal-balik ini-yang dinamakan komunikasi interpersona-maka sebuah hubungan tumbuh, berkembang, dan melemah.
Ketika sebuah hubungan interpersonal tumbuh,muncul pula sebuah kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara para partisipan (individu) yang terliba. Aturan ini disepakati bersama dan mewarnai bentuk hubungan yang terjadi. Jika salah satu pihak tidak lagi mematuhi peraturan bersama itu, sebuah hubungan mungkin bisa putus.

A. Jenis hubungan interpersonal
1. Berdasarkan Jumlah Individu yang Terlibat: Hubungan Diad dan Hubungan Triad
Hubungan diad adalah hubungan antara dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. Sebagai manusia, kontak pertama kita dengan orang lain juga diadik. Hingga berumur sekitar 6 tahun, kita baru bisa melakukan kontak dengan beberapa orang pada saat yang bersamaan. Ketika kita makin dewasa, kita akan terlibat pada beberapa hubungan yang berbeda.
Wiliam Wilmot mencatat beberapa ciri khas hubungan diad.
a. Setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus.
Fungsi yang berusaha dipenuhi oleh hubungan diadik guru-murid berbeda dengan hubungan suami-istri, dan keduanya berbeda dengan hubungan dokter-pasien atau direktur-karyawan.
b.  Individu dalam hubungan diad menampilkan “wajah” yang berbeda dengan hubungan diad lainnya. Individu yang sama terlibat dalam hubungan guru-murid dan hubungan suami-istri akan berbeda. Sebagai guru dalam hubungan guru-murid ia tidak akan sama dengan tindakannya sebagai istri dalam hubungan suami-istri. Dengan demikian, individu akan selalu tampak berbeda dalam setiap hubungan yang dikembangkannya.
c. Pada hubungan diad berkembang pola komunikasi yang unik/khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan-hubungan diad lainnya. Suami-istri, misalnya memiliki “kode-kode” tersendiri yang hanya dimengerti oleh mereka berdua.

Hubungan triad adalah hubungan antara tiga orang. Dibandingkan dengan hubungan diad, hubungan triad : (a) lebih kompleks, (b) tingkat keintiman/kedekatan antarindividu lebih rendah, dan (c) keputusan yang diambil berdasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
2. Berdasarkan Tujuan yang Ingin Dicapai: Hubungan Tugas dan Hubungan Sosial
Sebuah hubungan dapat terbentuk karen tujuan meyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Hubungan seperti ini dinamakan hubungan tugas (task relationship).
Sebuah hubungan juga dapat terbentuk tanpa adanya tujuan untuk menyelesaikan sesuatu; hubungan terbentuk secara personal atau sosial. Hubungan inin dinamakan hubungan sosial (social relationship).
3. Berdasarkan Jangka Waktu: Hubungan Jangka Pendek atau Hubungan Jangka Panjang 
Hubungan jangka pendek adalah hubungan yang sementara sifatnya, hanya berlangsung sebentar. Misalnya, hubungan yang tercipta dengan teman yang kita temui di koridor kampus. Sebaliknya hubungan jangka panjang berlangsung lama. Makin lama suatu hubungan, makin banyak investasi yang kita tanam di dalamnya (misalnya emosi atau perasaan, materi, waktu, komitmen). Dan karena investasi yang kita tanam itu banyak. Makin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
4. Berdasarkan Tingkat Kedalaman atau Keintiman: Hubungan Biasa dan Hubungan Akrab/Intim
Hubungan ini misalnya dapat dilihat pada dua ekstrem: hubungan antara kenalan biasa di satu ekstrem dan hubungan suami-istri di titik ekstrem lainnya. Hubungan kenalan biasa sama sekali tidak dalam atau intim. Pola-pola komunikasi yang berkembang bersifat impersonal dan ritual. Hubungan akrab atau intim bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual. Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal bersifat pribadi.
B. Perkembangan hubungan interpersonal
Menurut Ruben, tahap-tahap suatu hubungan interpersonal, meliputi berikut ini:
1. Inisiasi
2. Eksplorasi
3. Intensifikasi
4. Formalisasi
5. Redefinisi
6. Deteriorasi
Mark Knapp menyebutkan bahwa hubungan interpersonal berkembang dalam lima tahap :
a. Inisiasi : suatu tahap awal yang dicirikan oleh sedikit pembicaraan
b. Eksperimen : suatu tahap dimana para individu mulai mencari informasi lebih banyak tentang individu lain.
c. Intensifikasi : sam dengan tahap intensifikasi Ruben.
d. Integrasi : tahap yang menumbuhkan perasaan bersama ; individu merasa sebagai satu kesatuan, bukan lagi individu yang berbeda.
e. Pertalian/Ikatan : suatu tahap dimana individu secara formal meneguhkan hubungan mereka.

Jalaluddin meringkas perkembangan hubungan interpersonal dalam tiga tahap :
1. Pembentukan hubungan interpersonal
2. Peneguhan hubungan interpersonal
3. Pemutusan hubungan interpersonal
C. Pola-pola relasional
Ruben menyebutkan ada empat pola relasional:
1. Suportif dan Defensif
Sikap Suportif:
a. Deskripsi : tidak melakukan penilaian terhadap oranglain.
b. Orientasi masalah : mengajak orang lain untuk bersama-sama menetapkan tujuan dan merancang bagaimana mencapainya, tanpa mengarahkan orang lain.
c. Spontan : tidak melakukan strategi atau bertaktik.
d. Empati : menempatkan diri pada orang lain dengan pandangan oranglain itu.
e. Persamaan : memandang orang lain setara.
f. Provisionalisme : kesediaan untuk selalu meninjau kembali pendapat kita, tidak dogmatis.

Sikap Defensif:
Evaluasi : menilai perilaku orang lain.
Kontrol : mengontrol atau mengarahkan/ mengatir orang lain.
Strategi : merencanakan teknik atau berstrategi dalam berhubungan dengan orang lain.
Netralitas : menjauhkan diri dari perasaan atau perhatian orang lain.
Superioritas : merasa lebih berharga atau lebih tinggi dari orang lain.
Certainty : bertindak atas pengetahuan, keyakinan, dan persepsi sendiri tanpa mau mengubahnya.
2. Tergantung (Dependen) dan Tidak Bergantung (Independen)
3. Progresif dan Regresif
4. Self- Fulfilling dan Self-Defeating Prophecie
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Hubungan Inter-Personal
Menurut Ruben, terbentuknya pola-pola komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat Hubungan Konteks
2. Kebutuhan Interpersona dan Gaya Komunikasi
3. Kekuasaan
4. Konflik
Sementara itu, menurut Jalaluddin Rakhmad, ada tiga faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu:
1. Percaya (Trust)
2. Sikap suportif
3. Sikap terbuka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar